Sabtu, 31 Oktober 2009


Memulainya dari hal-hal yang kecil...sudahkah kita melakukan itu ?

Semua orang pasti menginginkan kebahagiaan. Namun hal tersebut terkadang sulit untuk didapatkan. Tetapi yakinlah anda sesungguhnya dapat memulainya dengan hal-hal yang kecil.
1. SESUATU YANG INDAH.
Kerjakan sesuatu yang menggairahkan. Misalnya, pergi ke mall, berkebun, ke taman rekreasi dengan anak-anak, mendengarkan musik. Coba juga untuk mengingat-ingat hal indah dan menarik di sekitar kita.
2. HAL POSITIF.
Donorkan darah, zakatkan uang ke yatim piatu atau kerja sosial di panti asuhan. Semua yang berhubungan dengan kegiatan sosial akan menolong memperkuat rasa sosial.
3. SEKALI WAKTU MATIKAN TV DAN RADIO.
Selalu mendengarkan berita-berita yang aktual dapat menciptakan rasa takut dan gusar. Daripada melihat film atau video yang dapat menimbulkan perasaan negatif, lebih baik kerjakan sesuatu yang menyenangkan yang melibatkan seluruh keluarga.
4. BERSOSIALISASI.
Keluar rumah, berkumpul dengan orang-orang yang belum Anda kenal sebelumnya, bercakap-cakap bersama-sama dan ceritakan apa yang Anda kerjakan. Rasa persahabatan akan menolong Anda merasa hidup aman di antara mereka sekaligus menghilangkan rasa takut yang sehingga membuat perasaan hidup lebih baik.
5. TERTAWALAH.
Tertawa merupakan cara terbaik untuk melepaskan semua emosi negatif. Tertawa juga mengurangi ketakutan dan depresi. Pergilah makan siang dengan teman yang suka melucu. Pergi menonton film lucu atau film komedi. Bermainlah dengan anak-anak atau binatang piaraan.
6. KESEHARIAN POSITIF.
Biasakan untuk memulai dan mengakhiri hari dengan catatan yang positif. Daripada membuka hari dengan menonton teve, mulailah dulu dengan sembahyang atau mendengarkan lagu atau cobalah untuk merenung dan yakin bahwa masih banyak kehidupan yang baik dibanding yang buruk di dunia ini.
7. KUASAI MARAH.
Jangan biarkan kemarahan menguasai hidup Anda. Kemarahan bisa menyakitkan orang lain dan juga diri sendiri. Sebaiknya lakukan olah raga, meditasi, limpahkan semua perasaan emosi ke dalam buku harian, melukis, bahkan memainkan musik.
8. PIKIRAN MENYENANGKAN.
Sebelum bangun pagi dari tempat tidur, pikirlah sesuatu yang menyenangkan yang akan dikerjakan yang dapat membuat Anda tersenyum. Entah mengingat kelakuan si kecil yang menggemaskan, cerita lucu, atau apa saja.
9.TERSENYUMLAH.
Senyum di permulaan hari akan membuat Anda senang sepanjang hari. Penelitian membuktikan, senyum dapat membuat sistem imunisasi dalam tubuh berjalan dengan baik dan dapat mengurangi stres.
10. MAAFKANLAH.
Kemampuan kita menjadi seorang yang pemaaf akan memperkuat hubungan persahabatan dengan sekeliling dan akan menolong jiwa kita menjadi lebih tenang

(dikutip dari sebuah website penyejuk hati)

BELAJAR UNTUK BERKATA CUKUP...

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib.
Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya.
Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata “cukup”.
Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan hidungnya.
Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu.
Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan di sana.
Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya.
Masih kurang!
Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya.
Belum cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup.
Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata “cukup”.
Kapankah kita bisa berkata cukup?
Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya.
Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih di bawah target.
Istri mengeluh suaminya kurang perhatian.
Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.
Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.
Semua merasa kurang dan kurang.
Kapankah kita bisa berkata cukup?
Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati.
Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.
Tak perlu takut berkata cukup.
Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya.
“Cukup” jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri.
Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan.
Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup.
Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.
Belajarlah untuk berkata “Cukup”

(dari sebuah artikel weblog seorang teman)

Kita lahir...(sebuah renungan hidup)

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita dapat mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk berupaya mengumpulkan pujian dan kritikan dan memilih mana yang benar dan mana yang salah.

Kita lahir dengan otak di dalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya. Karena tidak akan ada seorang pun yang dapat mencuri otak kita, fikiran kita dan ide kita. Dan apa yang anda fikirkan dalam otak anda jauh lebih berharga daripada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut. Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh di dalam diri kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam. Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.

(tulisan bijak di sebuah weblog teman)

Ayah

Sedalam laut, seluas langit
cinta selalu tak bisa diukur
begitulah ayah mengurai waktu
meneteskan keringat dan rindunya
untukku

Ayah pergi sangat pagi
kadang sampai pagi lagi
tapi saat pulang
ia tak lupa menjinjing pelangi
lalu dengan sabar
menguraikan warnanya
satu persatu padaku
dengan mata berbinar

Waktu memang tak akrab
denganku dan ayah
tapi di dalam buku gambarku
tak pernah ada duka atau badai
hanya sederet sketsa
tentang aku, ayah dan tawa
yang selalu bersama

(Faiz, penyair cilik, April 2004
dari buku Guru Matahari, DAR Mizan 2004)

Anak Belajar Dari Kehidupan Untuk Membentuk Dirinya...


Jika anak dibesarkan dengan kritikan, mereka akan belajar untuk mencela.

Jika anak dibesarkan dalam suasana permusuhan, mereka akan belajar untuk berseteru.

Jika anak dibesarkan dalam ketakutan, mereka belajar menjadi menjadi tidak berpengharapan.

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang, mereka akan belajar menyayangi diri sendiri.

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, mereka tumbuh sebagai pemalu.

Jika anak dibesarkan dengan kedengkian, mereka belajar iri hati.

Jika anak dibesarkan tanpa penghargaan, mereka tumbuh dalam rasa bersalah.

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, mereka akan belajar untuk percaya diri.

Jika anak dibesarkan dalam toleransi, mereka akan belajar kesabaran.

Jika anak dibesarkan dengan pujian, mereka akan belajar menghargai.

Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, mereka akan belajar mencintai.

Jika anak dibesarkan dengan penghargaan, mereka akan belajar untuk mencintai dirinya.

Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, mereka akan belajar untuk mempunyai tujuan.

Jika anak dibesarkan dalam suasana berbagi, mereka akan belajar kedermawanan.

Jika anak dibesarkan dengan kejujuran, mereka akan belajar bersikap sebagaimana adanya.

Jika anak dibesarkan dalam keadilan, mereka akan belajar bersikap adil.

Jika anak dibesarkan dengan kebaikan dan perhatian, mereka akan belajar menghormati.

Jika anak dibesarkan dengan perlindungan, mereka akan belajar untuk mempunyai keyakinan terhadap diri sendiri dan terhadap segala yang ia miliki.

Jika anak dibesarkan dalam persahabatan, mereka belajar bahwa dunia adalah tempat yang menyenangkan.

--Children Learn What They Live oleh Dorothy Law Nolte, Ph.D--

Puisi untuk Anakku yg sedang susah makan...

…dan untuk dua cuil roti
yang masuk kemulutmu
bunda berucap hamdallah

dan untuk dua sedot jus jambu
yang kau minum
hati ini bersorak gembira

dan untuk dua suapan kecil nasi
yang bisa bunda masukkan kemulutmu
bunda bersyukur

dan untuk tiga iris wortel yang kau makan
dari semangkuk sup yang kau aduk-aduk
bunda tersenyum senang

juga untuk dua iris ayam
yang masuk kemulutmu
ingin rasanya bunda meloncat girang..

dan agar kau mau makan
bunda rela mengajakmu ke taman bermain
di TK sebelah rumah

dan agar kau tidak sadar sedang disuapi
bunda setelkan vcd film george kesukaanmu

dan karena sedih
membayangkan belum adanya makanan yang masuk ketubuhmu
bunda belikan kau ‘nyam-nyam’
yang ternyata kau makan dengan sukarela

tahukah kau nak?
kepala bunda berdesing-desing
berputar-putar
melihat kau sebegitunya membenci sendok, piring
dan terutama
membenci isinya!

Makan ya naak
Bunda senang bahagia
kalau kau mau makan
tidak perlu banyak
asal mau makan..
senangnya tiada terkira melihat kau makan

(bundaeisha, dikutip dari blog seorang teman)


MENCARI SEBUAH MASJID...

Aku diberitahu tentang sebuah masjid,
yang tiang-tiangnya dari pepohon di hutan, fondasinya batu karang dan pualam pilihan
atapnya menjulang tempat bersangkutnya awan dan kubahnya tembus pandang,
berkilauan digosok topan kutub utara dan selatan
Aku rindu dan mengembara mencarinya.

Aku diberitahu tentang sepenuh dindingnya yang transparan,
dihiasi dengan ukiran kaligrafi Qur’an dengan warna platina dan keemasan
bentuk daun-daunan sangat teratur serta sarang lebah demikian geometriknya
ranting dan tunas berjalin bergaris-garis gambar putaran angin
Aku rindu dan mengembara mencarinya.

Aku diberitahu tentang sebuah masjid
yang menara-menaranya menyentuh lapisan ozon dan menyeru azan tak habis-habisnya membuat lingkaran mengikat pinggang dunia kemudian nadanya yang
lepas-lepas disulam malaikat jadi renda benang emas yang memperindah ratusan juta sajadah di setiap rumah tempatnya singgah
Aku rindu dan mengembara mencarinya.

Aku diberitahu tentang sebuah masjid
yang letaknya dimana bila waktu azan lohor engkau masuk kedalamnya
engkau berjalan sampai waktu ashar, tak kan capai saf pertama
sehingga bila engkau tak mau kehilangan waktu, bershalatlah di mana saja
di lantai masjid ini yang besar luar biasa
Aku rindu dan mengembara mencarinya

Aku diberitahu tentang ruangan disisi mihrabnya
yaitu sebuah perpustakaan tak terkata besarnya dan orang-orang dengan tenang membaca di dalamnya, di bawah gantungan lampu-lampu kristal terbuat dari berlian
yang menyimpan cahaya matahari, kau lihat bermilyar huruf dan kata masuk
beraturan ke susunan syaraf pusat manusia dan jadi ilmu berguna
di sebuah pustaka yang bukunya berjuta-juta terletak disebelah menyebelah masjid kita
Aku rindu dan mengembara mencarinya

Aku diberitahu tentang sebuah masjid
yang beranda dan ruang dalamnya tempat orang-orang bersila bersama dan
bermusyawarah tentang dunia dengan hati terbuka dan pendapat bisa berlainan
namun tanpa pertikaian dan kalaupun ada pertikaian bisalah diuraikan dalam simpul
persaudaraan sejati dalam hangat sajadah yang itu juga terbentang
di sebuah masjid yang sama
Tumpas aku dalam rindu. Mengembara mencarinya
Dimanakah dia gerangan letaknya?

Pada suatu hari aku mengikuti matahari
ketika dipuncak tergelincir sempat lewat seperempat kwadran turun ke barat dan
terdengar merdunya azan di pegunungan, dan akupun melayangkan pandangan
mencari masjid itu kekiri dan kekanan, ketika seorang tak kukenal membawa sebuah
gulungan, dia berkata “Inilah dia masjid yang dalam pencarian tuan”
dia menunjuk tanah ladang itu dan di atas lahan pertanian dia bentangkan secarik
tikar pandan kemudian dituntunnya aku ke sebuah pancuran
airnya bening dan dingin mengalir beraturan, tanpa kata dia berwudlu duluan.
Akupun di bawah air itu menampungkan tangan, ketika kuusap mukaku,
kali ketiga secara perlahan, hangat air yang terasa bukan dingin
Kiranya demikianlah air pancuran bercampur dengan air mataku yang bercucuran

(Taufik Ismail)

YANG TERHORMAT BAPAK SUSILO DAN BAPAK BUDI

Bpk Sby dan pak budi,
beberapa hari belakangan ini
rakyat melihat betapa cerahnya wajah orang2 yang bapak panggil ke Cikeas
untuk menjadi menteri pada pemerintahan bapak ke depan
Wajahnya cerah, seterang hari siang
senyum dan tawanya begitu ikhlas mengembang
betapa mereka suka cita dengan rencana amanah yg akan mereka emban

Keluarganya pun demikian
Handai taulan dan kerabatnya pun demikian
Tetangga, teman sekolah, teman kuliah, teman ormas/parpol maupun koleganya pun demikian

Lihatlah nanti ketika Bapak mengumumkan secara definitif jabatan kementerian mereka besok
semua stasiun tv memencarkan reporter dan juru kameranya ke rumah2 keluarga mereka
bisa jadi sebelum bapak umumkan, rangkaian bunga ucapan selamat sdh datang sedari malam kemarin
Di rumah mereka : keluarga, handai taulan, kerabat, teman mereka berkumpul di depan tivi
ditemani hidangan lezat aneka rupa dan minuman yang menyegarkan
semua menonton bareng seperti menonton World Cup dulu
Sesaat bapak mengumumkan nama2 mereka untuk jabatan menteri masing-masing
serentak orang di rumah saling salam tos, berpelukan, berciuman pipi kiri pipi kanan, menepuk-nepuk punggung pertanda bahagia, syukur dan bangga : suami, ayah, kakek, paman, adik, kakak, tetangga, kerabat dan teman mereka ada yang menjabat posisi menteri yg prestisius
Linangan airmata, tangis sesenggukan, sujud sukur mewarnai hari penetapan jabatan menteri orang yg bapak percayai…

Inilah pemandangan tiap lima tahunan yg dapat kita persaksikan di banyak layar tivi, layaknya sebuah reality show..
bersyukur, bersuka cita, berbangga hati dengan jabatan amanah yg dipercayakan

berjuta rahayat menonton kegembiraan dan suka cita itu
di rumah mereka yang sederhana dan terancam digusur
di penampungan pengungsi korban bencana
di desa tertinggal, terpencil dari keriuhan kota
di perkampungan nelayan yg miskin
di banyak tempat dengan standar hidup yg jauh dari layak

mereka sesungguhnya juga ingin
wajahnya cerah secerah hari siang
senyum dan tawanya ikhlas mengembang :
ketika banyak penggangguran akhirnya mendapat lapangan kerja
ketika petani dapat memperoleh bibit dan pupuk dengan mudah dan menjual hasil panennya dengan harga yang layak
ketika nelayan dapat pergi melaut dengan harga bahan bakar yang terjangkau dan hasil tangkapannya terjual dengan harga yang lumayan
ketika anak-anak bersekolah tidak lagi memikirkan ongkos sekolah atau buku yang mahal
ketika mereka yang sakit ringan sampai berat dapat memperoleh akses pelayanan kesehatan yang terjangkau, yang tidak mampu memperoleh layanan cuma2
ketika para buruh mendapatkan upah minimum yg semakin layak, tidak juga dibayang-bayangi PHK
banyaklah harapan2 lain berbagai kalangan rakyat untuk mendambakan kehidupan yg lebih baik

Kepada bapak, kepada menteri2 bapaklah harapan dan dambaan itu digantungkan
amanah rakyat berjuta-juta di negeri ini

kepada bapak dan menteri bapak
rakyat menginginkan nasib mereka senantiasa diperhatikan
kesejahteraan mereka diperbaki

Menjadi presiden dan pejabat ‘terhormat’ di negeri ini
adalah jalan hidup uuntuk melayani dan membaktikan diri
tidak lagi pantas hidup bermewah diri
apalagi dengan fasilitas negara yg berlimpah

Kepada keluarga, sanak keluarga, handai taulan, teman dan kolega bapak/ibu pejabat negeri :
Jangan jadikan mereka kasir uang yg mudah menggelontorkan uang
Jangan manfaatkan jabatan mereka untuk keuntungan pribadi/keluarga/kolega/ormas/parpol
Jangan bermimpi hidup bermewah-mewah di tengah kesenjangan hidup rakyat dimana-mana
Jangan biarkan mereka akhirnya berurusan dengan KPK atau kejaksaan karena kasus korupsi pada akhir jabatan mereka

Ya Alloh, berikan petunjukMU dan perlindunganMU
bagi orang2 yang kami percaya untuk mengemban amanah mulia ini
Selalulah Engkau dengan kekuasaanMU, mengingatkan mereka, menegur mereka ketika mereka salah, lengah atau lalai
Jadikan mereka pribadi yang saleh, yang sederhana
Jadikan mereka pribadi yang tidak sombong ataupun arogan
Jadikan mereka orang yang peka dan cepat mengerti kesusahan hidup banyak orang
Jadikan mereka orang yang tanggap dan selalu memberikan solusi
Jadikan mereka orang yg ketika membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan dan kemaslahatan rakyat banyak, bukan kepentingan segelintir orang atau elite.

Ya Alloh, jauhkan mereka dari sikap mengingkari amanah ini
Berkahilah jalan hidup dan jalan bakti mereka selanjutnya…Amin


Malang, 20 Oktober 2009.

AKU INGIN..

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikanya abu
Aku ingin mecintaimu dengan sederhana:
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Sapardi Djoko Damono, (1989)

Jumat, 30 Oktober 2009


Nak, Langkahkan kakimu mengelilingi bumi
Di situ engkau akan mengenal PemilikNYA
Tundukkan badanmu dan serukan pujian pada Dia
Karena Asamu hanya PadaNYA…

Nak, Kenalilah bumi dan langit…
Tempat engkau lahir dan mati
Mencari ilmu dan bekal nanti

Nak, Kasih dan Sayanglah pada penghuni bumi dan langit
Mereka ada hanya untukmu
Mereka musnah, engkaupun binasa
Mereka subur, engkaupun makmur
Engkau bersyukur, merekapun bersyukur

Nak, dengarlah suara guruh…
Desiran angin..
Tetesan hujan…
Burung Berkicau…
Aliran darahmu….
Semua yang ada di bumi dan langit bertasbih PadaNYA..
Ikutlah…ikutlah, selagi tarikan napasmu ada.

by : Rosmeri Said

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok
hansip-bintara- perwira juga merokok

di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na’im sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah…ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling
menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok
di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na’im sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat
merujuk kitab kuning
dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
kemana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang
sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.

25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai
terbatuk-batuk,
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat
berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan
api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.
Amin Yaa Rabbalalamin

(Taufik Ismail)

Provided by
SAVE CHILDREN FROM SMOKE

UNTUK ANAKKU..

Tanganku sibuk sepanjang hari,
Aku tak punya banyak waktu luang
Bila kau ajak aku bermain,
Ku jawab," Ayah tak sempat, Nak".
Aku bekerja keras semua untukmu..

Tapi bila kau tunjukkan buku ceritamu
Atau mengajakku berbagi canda,
Ku jawab," Sebentar Sayang"

Di malam hari, kutidurkan kamu.
Kudengarkan doamu, kupadamkan lampumu.
Lalu berjingkat meninggalkanmu

Kalau saja aku tinggal barang satu menit lagi
Sebab hidup itu singkat,
tahun-tahun bagai berlari

Bocah cilik tumbuh begitu cepat,
kamu tak lagi berada di sisi ayah
Membisikkan rahasia-rahasia kecilmu,
buku dongengmu entah dimana
Tak ada cium selamat malam
tak kudengar lagi doamu
Semua itu milik masa lalu

Tanganku dahulu sibuk, sekarang diam
Hari-hari terasa panjang membentang
Kalau saja aku bisa kembali ke masa lalu
Menyambutmu hangat di sisiku
Memberimu waktu dari hatiku

(A Poem from Gabriela Mistral)

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa :
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?

Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali oleh-Nya?
Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan
bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…
“ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”

~ WS Rendra

Kamis, 29 Oktober 2009


“We are guilty of many errors and many
faults,
But our worst crime is abandoning the
children,
Neglecting the fountain of life.
Many of the things we need can wait,
The child cannot wait.
Right now is the time his bones are being
formed,
His blood is being made,
And his senses are being developed.
To him we cannot answer ‘tomorrow’
His name is Today

(Gabriela Mistral ; Children Winner of Nobel Prize For Poetry)


Namanya adalah Kini..

Banyak kekhilafan dan kesalahan yang kita perbuat
Namun kejahatan kita yang paling nista adalah
kejahatan mengabaikan anak-anak kita
Melalaikan mata air hayat kita
Kita bisa menunda berbagai kebutuhan kita
Kebutuhan anak kita tidak bisa ditunda
Pada saat ini, tulang belulangnya sedang dibentuk, darahnya dibuat
dan susunan sarafnya tengah disusun
Kepadanya kita tidak bisa berkata “besok”
Namanya adalah “kini”

(terjemahan bebas oleh Taufik Ismail)

DOA

kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

(Chairil Anwar)

Anakmu bukanlah milikmu,
mereka adalah putra putri sang Hidup,
yang rindu akan dirinya sendiri.
Mereka lahir lewat engkau,
tetapi bukan dari engkau,
mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.

Berikanlah mereka kasih sayangmu,
namun jangan sodorkan pemikiranmu,
sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri.

Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak bagi jiwanya,
sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi,
sekalipun dalam mimpimu.

Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,
namun jangan membuat mereka menyerupaimu,
sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
ataupun tenggelam ke masa lampau.

Engkaulah busur asal anakmu,
anak panah hidup, melesat pergi.
Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,
Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,
hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat.

Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat,
sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap.


Teks asli dalam bhs Inggris :
On Children
Kahlil Gibran

Your children are not your children.
They are the sons and daughters of Life's longing for itself
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you.

You may give them your love but not your thoughts,
For they have their own thoughts.
You may house their bodies but not their souls,
For their souls dwell in the house of tomorrow,
which you cannot visit, not even in your dreams.
You may strive to be like them,
but seek not to make them like you.
For life goes not backward nor tarries with yesterday.

You are the bows from which your children
as living arrows are sent forth.
The archer sees the mark upon the path of the infinite,
and He bends you with His might
that His arrows may go swift and far.
Let our bending in the archer's hand be for gladness;
For even as He loves the arrow that flies,
so He loves also the bow that is stable.

Tuhanku
Berikanlah waktuMU padaku
Untuk tumbuh di jalan cinta
Dan menyemainya
Di sepanjang jalan ayah bundaku
Di sepanjang jalan Indonesiaku
Di sepanjang jalan menujuMU

Amin.

(Abdurahman Faiz, dalam ’Untuk Bunda dan Dunia', 2004)

Anak bagaikan pohon rambat.
Jika pohon rambat dibiarkan tumbuh sekehendak hatinya,
maka akan tumbuhlah ke segala arah, tanpa tujuan, tak sedap dipandang
dan akan mengganggu manusia di sekitarnya.
Tapi jika diarahkan bahkan dibentuk, maka akan tumbuhlah sesuai dengan apa yang kita arahkan,
maka keindahan yang terpancar dari tanaman itu akan berguna dan memukau orang disekitarnya
Maka rangkailah anak kita dengan jiwa seni, kasih sayang dan kelembutan,
maka tanaman rambat itu akan menjadi bukan sekedar tanaman rambat.

(dicopas dari blog teman, trims Dr WJ)

Ananda kekasih mama
bila saat itu tiba
kuharap kau telah siap menyongsongnya
karena bila kau mengabaikannya
kau akan menyesal selamanya
tangisanmu akan abadi selamanya
kecewamu untuk selama-lamanya.

Datangnya adalah rahasia
hanya Allah yang mengetahuinya
tugasmu hanyalah mempersiapkannya
kapanpun waktu itu tiba
kau telah siap menyambutnya
karena dia pasti tiba
tak peduli kau percaya atau tak percaya

Dan bila saat itu tiba
semua temanmu tak akan membantumu
tabunganmu tak akan berguna buatmu
keluargamu angkat tangan untuk menolongmu
semua akan meninggalkanmu.
yang bersamamu tinggal satu
sahabat yang setia disisimu
dan menentukan masa depanmu
Dia tak lain adalah amal solehmu
semua perbuatan baikmu
yang akan setia menjagamu
ketika maut menjemputmu.


(dikutip dari blog seorang teman)