Senin, 20 April 2009

Penyakit campak pada anak


Ronal, 5 tahun, sudah 3 hari ini demam, batuk, pilek dan belakangan mencret. Ibu Firni, ibunya Ronal cukup memberikan obat persediaan di rumah yang dibelinya di Minimarket beberapa waktu lalu. Sayang dengan obat itu belum ada perubahan, malah demamnya makin tinggi, demikian juga dengan batuk pileknya masih ‘bandel’. Ketika dilihat di sekitar muka dan leher Ronal ada bercak kemerahan, bu Firni curiga apakah ini karena alergi obat atau demam berdarah. Keesokan hari terlihat ruam kulitnya makin menyebar sampai dada dan punggung. Segera saja Ronal dibawa ke klinik terdekat. Dokter memeriksa Ronal, memberitahu bu Firni bahwa Ronal terkena penyakit campak, bukan alergi atau demam berdarah. Apa harus dirawat, dok ? bu Firni bertanya. Dokternya bilang Ronal tidak perlu dirawat karena Ronal masih mau minum-makan dan obat yang diberikan selama ini bisa ditelannya. Dokter menasehati bila Ronal muntah-muntah atau batuk-batuknya berlanjut jadi sesak, Ronal harus segera dibawa ke RS untuk dirawat. Tidak lupa dokter mengingatkan kepada bu Firni bahwa Ronal harus benar-benar istirahat di rumah, sementara waktu tidak boleh bertemu dengan teman-temannya karena Ronal dapat menularkan penyakitnya.
Bagaimana dengan merah-merah di kulitnya, dok ? O, ya ruam-ruam di kulit Ronal 1 hari atau 2 hari lagi akan menyebar ke seluruh tubuh dan setelah itu demamnya akan turun, dokternya menjelaskan. Jangan kaget kalau nanti di kulit Ronal banyak hitam-hitam di bekas ruamnya itu dan jadi bersisk seperti ganti kulit. Satu minggu diperkirakan kulit Ronal bisa mulus kembali, dokter ini mengakhiri penjelasannya.

Penyakit campak (morbilli,rubeola) seperti yang dialami Ronal masih saja terjadi di banyak tempat di Indonesia. Pada waktu yang lalu malah sampai menimbulkan KLB atau kejadian luar biasa meskipun vaksinasi campak sudah dijadikan program imunisasi wajib sejak lama. Masalahnya : kesadaran orang tua untuk mengimunisasi anaknya mulai mengendur akhir-akhir ini.
Penampilan penyakit campak apalagi setelah keluar ruam-ruam di kulit membuat orang tua khawatir apakah anaknya menderita sakit berat. Campaknya sendiri tidak berakibat fatal tapi komplikasinya yang berat seperti bronkopneumonia (radang paru) dan ensefalitis (radang otak) yang sering menyebabkan kematian pada anak.

Apakah penyakit campak sama dengan penyakit ‘tampek’ yang dikenal para orang tua ?
Ya, penyakit ‘tampek’ tidak lain dan tidak bukan adalah penyakit campak. Nama lain adalah morbilli atau rubeola. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai measles. Dalam bahasa daerah mungkin banyak istilah yang lain. Penyakit ini sangat menular dan menyerang terutama anak-anak, kendati dapat juga mengenai orang dewasa yang belum pernah terinfeksi atau divaksin sewaktu masih anak-anak.

Apa kuman penyebabnya, bagaimana cara penularannya dan berapa lama masa inkubasinya ?
Penyakit campak disebabkan oleh virus morbilli atau virus rubeola yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah penderita. Penularannya melalui droplet atau percikan ludah/batuk penderita. Timbul gejala penyakit setelah 10 sampai 20 hari anak kontak dengan penderita.

Benarkah infeksi virus morbilli ini ’berbahaya’ bagi ibu yg sedang hamil ?
Ya, infeksi virus morbilli pada ibu hamil muda (1-2 bulan pertama) kemungkinan besar mengalami abortus (keguguran), bila terinfeksi pada kehamilan selanjutnya, maka bayi yang dilahirkan kemungkinan mengalami kelainan kongenital, berat badan lahir rendah atau lahir mati. Karenanya pada wanita yang merencanakan kehamilan dan belum pernah divaksin campak, dianjurkan untuk divaksin campak terlebih dulu, atau diberikan vaksin gabungan yang ada komponen campaknya seperti MMR (measles,mumps,rubella).

Bagaimana perjalanan penyakit campak pada anak ?
Penyakit campak mempunyai 3 stadium yaitu stadium permulaan (prodromal,kataral), stadium erupsi dan stadium penyembuhan (konvalesen).Pada stadium permulaan yang berlangsung kurang lebih, 4-5 hari, gejalanya mirip dengan influenza (flu): batuk-pilek, demam disertai radang pada selaput lendir hidung,mulut,tenggorokan,nyeri sendi/otot, sakit kepala, silau bila terkena sinar matahari (fotophobia), kadang kala ada diarenya juga. Pada mata ditemukan mata yang merah (injeksi silier). Tanda khas yang dapat ditemukan pada stadium ini adalah bercak Koplik.
Pada stadium erupsi :gejala demam, batuk pilek dan radang bertambah berat. Mulai timbul bercak kemerahan (ruam makulopapular) yang timbul secara berurutan mulai kepala/wajah, badan, tangan sampai kaki secara berurutan. Yang khas adalah awal timbul ruam selalu mulai dari belakang telinga, tengkuk, batas rambut dan muka. Ruam akan mencapai anggota bawah pada hari ketiga. Ruam selanjutnya akan menghilang sesuai dengan urutan timbulnya, bersamaan dengan turunnya demam selama stadium ini anak masih infeksius atau menularkan.
Stadium konvalesen (penyembuhan) dimulai setelah ruam timbul merata, suhu badan berangsur turun dan normal kembali. Ruam akan menghilang dan menjadi bercak kehitaman (hiperpigmentasi) dengan kulit yang mengelupas seperti bersisik (ganti kulit). Hiperpigmentasi ini akan menghilang dalam jangka waktu 1 sampai 2 minggu. Yang harus diingat hiperpigmentasi adalah ciri khas pada campak.

Ada penyakit yang namanya campak jerman, apa bedanya dengan campak yang ‘biasa’ ?
Ya campak jerman atau dikenal dengan rubella atau German Meales, penyebabnya adalah virus rubella, virus yang beda dengan virus campak (rubeola). Penyakit ini klinis mirip dengan campak, tapi lebih ringan dan gejala lebih cepat hilang. Dapat timbul juga ruam kulit seperti campak tapi tidak sampai menimbulkan hiperpigmentasi. Yang khas pada campak jerman adalah adanya pembesaran kelenjar getah bening di daerah suboksipital, leher belakang dan belakang telinga.
Seperti halnya campak, infeksi virus rubella pada ibu hamil dapat mengakibatkan keguguran atau anak lahir dengan kelainan bawaan (sindrom rubella kongenital).

Apa komplikasi penyakit campak ?
Komplikasi lebih merupakan kejadian sekunder. Anak yang terkena campak, maka daya tahan tubuh akan menurun dan itu akan menyebabkan terjadinya komplikasi sekunder seperti bronkpneumonia (radang paru), otitis media akut dan ensefalitis. Komplikasi ini akan lebih mudah terjadi pada anak yang memang sebelum sakit sudah mempunyai daya tahan tubuh yang lemah seperti pada anak dengan gizi buruk, tbc, penyakit keganasan (mis. leukemia) dll.

Bagaimana prinsip pengobatan campak dan apa perlunya anak diisolasi ?
Prinsip pengobatan campak pada anak adalah perbaikan keadaan umum, mengurangi keluhan/gejala dan dirawat bila terdapat komplikasi.
Perawatan umum dengan memberikan cukup cairan, nutrisi dan juga vitamin A 100.000 unit. Untuk menurunkan demam selain dikompres hangat (tidak lagi kompres dingin) dapat diberikan antipiretik (penurun panas), batuk dan pilek diberikan mukolitik ataupun dekongestan. Antibiotika diberikan bila ada infeksi sekunder atau komplikasi. Kulit yang gatal diberikan bedak salisil atau bedak bayi. Selama ini ada anggapan keliru para orang tua bahwa anak campak tidak boleh kena air (alasannya kalau kena air ‘tampek’nya tidak bisa keluar semua), ini anggapan yang salah!
Anak tetap harus dimandikan, kalau demam gunakan dengan air hangat, paling tidak dilap hangat-hangat kuku. Bayangkan kalau anak berhari-hari tidak mandi, maka kulit anak akan bertambah gatal yang dapat menimbulkan infeksi sekunder pada kulit.
Anak selama sakit harus ‘diisolasi’ kendati anak hanya istirahat dirumah. Jauhi kontak dengan anak-anak lain dan ibu hamil. Anak penderita campak selama masih timbul ruam dan batuk dapat menularkan penyakitnya yang lain.

Bagaimana upaya pencegahan agar anak tak terkena campak ?
Untuk mencegah penyakit ini untungnya sudah ditemukan vaksinnya. Vaksin ini berasal dari virus campak yang sudah dilemahkan. WHO menganjurkan pemberian vaksin campak pada bali usia 9 bulan dengan mempertimbangkan bahwa antibody dari ibu diperkirakan sudah hilang atau menurun pada usia tsb. Vaksin disuntikkan secara subkutan (dibawah kulit) atau intra muskular. Dianjurkan vaksinasi ulangan pada usia 6-7 tahun dan biasanya diberikan sewaktu ‘bulan imunisasi anak sekolah’ (BIAS). Imunisasi ini berhasil menekan angka kejadian campak di Indonesia. Kendati begitu-walau jarang- anak yang sudah di imunisasi campak masih bisa terkena tapi gejala klinisnya jauh lebih ringan.
Di luar negeri vaksin campak diberikan bersama dengan vaksin mumps (gondongan) dan rubella (campak jerman) dikenal sebagai MMR. Di Indonesia MMR dianjurkan diberikan pada usia mulai 15 bulan.

1 komentar:

  1. apakah penyakit campak jerman tidak membahayakan bagi penderita?

    BalasHapus