Selasa, 24 Maret 2009

ASI eksklusif : sekarang sampai 6 bulan, lho !


Ny. Usie baru saja melahirkan bayi laki-laki montok, berat badannya 3 kg dengan panjang badan 50 cm. Sebagai seorang wanita karir dia menjaga benar penampilannya termasuk sehabis melahirkan. Sewaktu dia berniat menyusui anaknya dengan ASI, seorang temannya menggodanya : awas lho, nanti payudaranya turun. Ny. Usi sempat khawatir, segera saja dia berkonsultasi dengan dokter kebidananan yang menolong persalinannnya. Dokter Boyke, dokter kebidanannya tersenyum mendengar keluhan Ny. Usie. Diterangkan oleh dr Boyke bahwa menyusui tak akan membuat payudara turun selama payudara dirawat dengan benar dan BH yang dipakai disesuaikan dengan kondisinya yang sedang menyusui.
Akhirnya Ny. Usie tetap bulat tekadnya untuk menyusukan ASInya untuk sang buah hati. Sesuai dengan nasehat dokter anaknya, Ny. Usie cukup memberikan ASInya saja sampai anaknya usia 6 bulan, istilahnya ASI eksklusif selama 6 bulan. Ny. Usie juga dinasehati selama menyusui selalu makan makanan yang bergizi tinggi dan menjaga kesehatannnya.
Kalau cuti saya sudah habis, bagaimana dengan program ASI eksklusif saya, dok, demikian Ny. Usie bertanya pada dokter anaknya. Tidak masalah, ibu bisa memerah ASI sebelum berangkat dan menyimpannya di lemari es (tapi bukan di freezeer lho, nanti jadi keju,kata dokternya bercanda). ASI yang disimpan di lemari es setiap mau dipakai haris dihangatkan dulu dan diminumkan ke bayi ibu dengan cara disendok atau dengan memakai cangkir kecil. Demikian dokter anaknya menjelaskan. Ny. Usie makin mantap hatinya setelah mendengar semua penjelasan itu.

Pemberian ASI saat sekarang makin digalakkan karena ada kecenderungan banyak ibu yang meninggalkannya. Promosi besar-besaran susu formula membuat banyak ibu yang tergoda untuk memberikan susu formula. Ada anggapan yang keliru bahwa susu formula dapat menggantikan ASI. Senyatanya tidak, ASI tak dapat tergantikan oleh susu formula sehebat atau semahal apapun. Harus diketahui oleh para ibu : susu formula adalah susu sapi, susu sapi baik untuk anak sapi. Sementara ASI dalah makan yang terbaik untuk anak ibu !

Mengapa ASI dikatakan sebagai makanan terbaik bagi bayi ?
Tiada lain karena ASI merupakan makanan bayi yang paling lengkap, paling higienis dan tak tergantikan oleh susu formula sebagus apapun. ASI merupakan makanan dengan komposisi yang paling sesuai dengan usia sang bayi. Di dalam ASI selain terdapat zat gizi (protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral), juga terdapat enzim yang membantu pencernaan bayi dan zat imun yang dapat mencegah berbagai penyakit infeksi. Mengingat hal tersebut, WHO saat ini menganjurkan pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, setelah itu dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI.

Adakah keuntungan lain selain dari pemberian gizi tadi ?
Banyak keuntungan lain dari pemberian ASI : hubungan psikologis yang lebih erat antara ibu dengan bayinya, mengurangi perdarahan pasca melahirkan, berkurangnya kemungkinan terkena kanker ovarium dan payudara, penundaan masa subur dan last but not least : keuntungan dari segi ekonomi keluarga. Dengan ASI, keluarga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga karena tidak perlu membeli susu formula yang mahal.

Apakah pemberian ASI semata-mata dgn menyusui langsung (menetek) payudara ibu ?
Tidak juga, sebab pada kondisi khusus semisal ibu yang sudah mulai masuk bekerja, ibu dengan puting susu yang terpendam (retracted) atau bayi yang menderita bibir sumbing, maka ASI dapat diperah dan diberikan dengan menyendoki atau dengan menggunakan pipet. Pemerahan ASI bisa dengan manual tapi dapat juga dengan alat khusus (breast pump) yang tersedia di apotik. Khusus pada ibu yang bekerja, pagi hari setelah menyusi bayinya, dilanjutkan sang ibu dengan memerah susunya sebanyak-banyaknya, ditaruh di botol bersih yang tertutup dan simpan di lemari es. Ketika waktunya bayi mimun, maka air susu ibu yang disimpan tadi dihangatkan dulu, baru diminumkan dengan cara disendok atau memakai pipet (tidak dianjurkan dengan dot, karena khawatir sang anak lebih menyukai dot ketimbang puting ibunya). Susu yang tersisa tidak boleh disimpan lagi di kulkas, harus dibuang. Karenanya berikan ASI perahan tsb sesuai dengan perkiraan porsi yang dapat dihabiskan.

Hal-hal apakah yang harus diperhatikan pada ibu yang sedang menyusui ?
Dalam menyusui bayinya, seorang ibu harus memperhatikan beberapa hal :

  • Menyusui bayi bukan sekedar pekerjaan rutin yang sudah seharusnya demikian, harus disadari oleh para ibu bahwa menyusui adalah memberikan makanan utama pada bayi.
  • Menyusui bayi bukan sekedar menghibur bayi, tanpa memperdulikan ada atau tidaknya ASI. Jangan-jangan bayi cuma mengempeng saja dan itu sudah dapat menenangkan bayi.
  • Menyusui bayi jangan selalu dianggap cukup untuk setiap bayi, tanpa memperhatikan jumlah ASI yang diberikan. Dengan kata lain ketika sang ibu meneteki bayinya, harus diperhatikan benar apakah jumlah ASI yang sesungguhnya telah cukup diberikan. Apakah frekuensi pemberian ASI sudah memadai? Untuk mengetahui kecukupan itu seorang ibu harus menimbang bayinya paling tidak setiap bulan untuk memantau pertumbuhan berat badannya. Kalau berat badan bayi tidak sesuai dengan usianya atau pertambahan berat badannya kurang dari yang diharapkan, sang ibu harus mengevaluasi pemberian ASInya selama ini. Kalau perlu menemui dokter untuk bertanya lebih lanjut.

Jadi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas pemberian ASI ?
Kualitas ASI dipengaruhi terutama oleh keadaan kesehatan ibu/status gizi ibu dan makanan ibu sehari-hari. Ibu yang sakit berat dengan gizi kurang bahkan buruk akan menghasilkan ASI dengan kualitas gizi yang kurang pula. Makanan ibu yang kaya zat gizi termasuk vitamin akan menghasilkan ASI yang berkualitas.
Kuantitas ASI dipengaruhi oleh usia laktasi (menyusui), kualitas/kuantitas makanan sehari-hari ibu, gangguan emosi pada ibu, gangguan dalam kontinyuitas menyusui dan pengaruh pemberian makanan lain kepada bayi. Yang dimaksud usia laktasi adalah : pada awal menyusui hanya keluar produksi awal ASI yang disebut sebagai kolustrum 20-100 cc/kali pada 1-5 hari pertama, selanjutnya ASI transisi selama 6-10 hari, baru kemudian ASI.
Gangguan emosi mempengaruhi kelancaran produksi ASI. Ibu yang mengalami kegelisahan atau keresahan emosional mengakibatkan produksi ASI menyusut.
Seorang ibu yang bekerja atau mendadak sakit berat beresiko timbulnya gangguan kesinambungan pemberian ASI. Keadaan ini membuat produksi ASI akan menyusut bahkan terhenti sama sekali. Kenapa demikian ? Hal tersebut karena rangsangan (stimulus) waktu menyusui akan meningkatkan produksi prolaktin, hormon yang merangsang pembentukan ASI. Bila stimulus itu terhenti, maka prolaktin juga ikut terhenti produksinya.
Pemberian makanan pendamping pada bayi diketahui secara tidak langsung dapat mengurangi stimulasi untuk produksi ASI, karenanya makanan tsb diberikan bila diperlukan saja dan memang sudah waktunya (paling cepat usia 4 bulan).
Dengan memperhatikan hal hal tadi, bayi dapat diberikan ASI sampai usia 6 bulan (setidaknya sampai usia 4 bulan) selama ibu memperhatikan pembinaan dan pemeliharaan menyusui yang baik.

Apa yang dimaksud dengan pembinaan dan pemeliharaan laktasi (menyusui) yang baik ?
Pembinaan laktasi sesungguhnya dimulai sejak pra nikah dengan pemberian penyuluhan tentang pentingnya ASI sehingga calon ibu bertekad untuk menyusui bayinya sendiri. Selanjutnya sewaktu menyusui, ibu selalu memperhatikan perawatan payudara dan pemberian makanan bergizi yang cukup. Pemeliharan laktasi adalah segala upaya untuk memelihara kesehatan ibu termasuk kesehatan payudaranya, menjaga kondisi kejiwaan yang tenang dan menyusui bayi dengan cara yang benar.

Bagaimana cara menyusui yang benar ?
Baiklah untuk menjawab pertanyaan ‘besar’ ini maka dijelaskan hal-hal sebagai berikut :
Saat mulai menyusui : sekarang tidak lagi dianjurkan bayi dipuasakan sampai 6 jam. Selama kondisi bayi baik dan tidak bayi tidak ada kelainan, maka bayi setengah sampai 1 jam -bahkan ada yang menganjurkan langsung- setelah dilahirkan boleh diteteki ibunya yang sekarang dikenal sebagai inisiasi menyusui dini (IMD). Kesempatan pertama ini untuk merangsang terjadinya refleks pengeluaran ASI (let-down reflex), dimana rangsangan ulang selanjutnya akan meningkatkan produksi hormon prolaktin yang penting dalam meningkatkan produksi ASI.
Frekuensi menyusui : sekarang dianjurkan untuk memberikan frekuensi menyusui sebebasnya, tanpa pembatasan yang dikenal dengan istilah ASI on demand. Ketika anak lapar dan haus, bayi segera diberi ASI. Walau begitu tetap ada pegangan untuk para ibu setidaknya setiap 2 atau 3 jam bayi harus disusukan.
Cara menyusukan : hendaknya ke 2 payudara diberikan secara bergantian. Bayi dianjurkan dipangku dengan posisi kepala lebih tinggi, mata bayi menatap ibunya, seluruh puting dan sebagian areola mamae (daerah kehitam sekitar puting susu) masuk dalam mulut bayi dengan benar (mulutnya jadi ‘dower’seperti Mc Jagger) dan sehabis menyusui biasakan ditepuk-tepuk punggungnya dengan menaruh bayi di dada sampai bersendawa untuk menghindari gumoh.

Lama menyusui : tergantung tiap bayi, untuk yang bertipe cepat (quick feeder) payudara dapat dikosongkan dalam 5 menit saja. Pada yang tipe lambat (slow-feeder) memerlukan waktu sekitar 20 menit dengan diselingi istirahat pendek. Sebaiknya menyusui jangan terlalu lama untuk menghindari kemungkinan anak hanya sekedar mengempeng tanpa memperoleh ASI yang cukup.

Sampai kapan ASI diberikan dan pada usia berapa anak harus disapih ?
Seperti diterangkan sebelumnya bayi sampai usia 6 bulan cukup hanya diberi ASI (ASI eksklusif) atau setidaknya sampai 4 bulan. Bayi diberikan makanan tambahan pendamping ASI paling cepat pada usia 4 bulan. ASI dapat dilanjutkan sampai usia anak 2 tahun selama ibu masih memproduksi ASInya. Harus diingat ketika usia anak bertambah kebutuhan ASI makin berkurang karena anak sudah diberikan makanan tambahan atau pendamping.

Bayi yang sudah mendapat ASI tapi berat badannya masih kurang, apa penyebabnya ?
Penambahan berat badan yang kurang adalah bila pertambahan berat badan pada 3 bulan pertama rata-rata kurang dari 500 gram per bulannya. Pada keadaan yang demikian harus dicari penyebabnya baik dari ibu maupun dari sang anak. Dari ibu dapat karena kualitas dan kuantitas ASInya kurang, cara menyusui yang tidak benar dan adanya kelainan pada puting susu ibu. Dari faktor anak : adanya kelainan bawaan spt bibir sumbing, gangguan pencernaan (refluks), cara menghisap yang tidak benar, refleks hisap yang lemah pada bayi kurang bulan dan gangguan jantung bawaan yang mengakibatkan anak cepat lelah ketika menyusui.
Karenanya pada bayi dengan diberi ASI tetapi kenaikan berat badannya tidak sesuai harus dievaluasi secara menyeluruh dengan berkonsultasi ke dokter. Dengan evaluasi tadi, dapat saja dokter mengizinkan ibu memakai susu formula untuk tambahan atau menganjurkan pemberian makanan pendamping lebih cepat (tidak menunggu usia 6 bulan). Bila diketahui ada penyakit bawaan yang berdampak pada gangguan gizi anak tentu harus ditangani secepatnya.

Terakhir apa yang selalu diingat oleh para ibu atau calon ibu ?
Bahwa susu sapi terbaik untuk anak sapi dan air susu ibu terbaik untuk anak ibu. ASI adalah anugerah dari Tuhan untuk anak yang dititipkan kepada kita. Mengapa anugerah itu disia-siakan begitu saja. Karenanya mari bulatkan tekad untuk memberi ASI demi kebaikan anak kita, sang generasi pelanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar