Jumat, 27 Maret 2009

Cacar air (varicella), cacar (variola) dan cacar monyet apa bedanya?



Jojo, murid sekolah dasar kelas 5, bercerita bahwa seorang temannya di kelas menderita penyakit cacar air. Dia sempat masuk sekolah, tapi gurunya meminta temannya Jojo itu utnuk pulang dan beristirahat di rumah saja. Anaknya sendiri biasa saja tak kelihatan sakit, hanya saja karena gatal dia suka menggaruk kulitnya dan bintil di kulitnya pecah. Demikian cerita Jojo kepada ibunya sewaktu ia pulang sekolah. Mendengar cerita Jojo demikian, ibunya khawatir anaknya akan tertular oleh temannya, sebab Jojo belum pernah terkena cacar air dan belum juga divaksin.
Benar saja sekitar 2 minggu kemudian, Jojo awalnya demam, mengeluh pusing dan terlihat lemas tapi keesokan harinya timbul kelainan di kulit berupa bercak kemerahan diikuti dengan timbulnya gelembung berisi cairan jernih. Seperti temannya juga, Jojo suka merasa gatal dan menggaruk kulitnya. Karena tangannya Jojo tidak selalu bersih, akibatnya timbul juga nanah dan koreng di kulit Jojo. Segera Jojo diperiksakan ke dokter, dokternya meyakinkan ibunya Jojo kalau Jojo memang terkena varisela atau cacar air. Dokter memperkirakan Jojo dalam waktu sekitar 2 mingguan akan pulih kembali. Mengenai bekas di kulitnya, dokter menyatakan sifatnya sementara saja, apalagi Jojo masih anak-anak. Untuk mengurangi keluhan gatalnya, dokter memberikan bedak salisil serta obat racikan yang harus diminum. Karena sudah ada nanah dan koreng di kulit Jojo maka dokter juga memberi salep antibiotika. Jojopun tetap dianjurkan mandi, memakai air hangat yang dicampur dengan antiseptik untuk mencegah infeksi sekunder.

Kuman penyebab cacar air, virus atau bakteri ?
Kuman penyebab cacar air (varisela, chicken pox) tiada lain adalah virus varicella zoster. Virus tersebut menular melalui udara maupan kontak langsung dengan penderita. Masa inkubasi berlangsung 14 sampai 21 hari. Sementara itu masa penularannya 24 jam sebelum timbul kelainan kulit sampai timbul kelainan (bercak) di kulit 7 hari kemudian. Pada anak-anak, penyakit ini mudah ‘mewabah’ dalam satu kelas, satu rumah atau satu perumahan (antar tetangga).

Apakah penyebab cacar air sama dengan penyakit cacar dan ‘cacar monyet’ ?
Penyakit cacar yang sekarang tinggal sejarah (berkat keberhasilan vaksinasi cacar) sama-sama disebabkan oleh virus, tapi virusnya berbeda : cacar disebabkan oleh virus variola. Sementara penyakit ‘cacar monyet’ yang dalam bahasa kedokterannya dikenal sebagai Impetigo bulosa, penyebabnya adalah bakteri Staphylococcus aureus.

Apakah pada cacar air, gejalanya langsung berupa kelainan di kulit ?
Banyak orang tua tidak menyadari bahwa sebelum ada kelainan di kulit, anak mengalami gejala prodromal (permulaan) berupa suhu tubuh yang meninggi, perasaan lemas/lemah (malaise), nafsu makan yang menurun , anak yang rewel atau gelisah dan mulai timbul kemerahan di kulit. Selanjutnya anak masuk dalam stadium erupsi dimana pada kulit timbul bintil (papula) berwarna kemerahan yang diikuti dengan pembentukan gelembung berisi cairan jernih (vesikel) dengan dasar yang kemerahan. Kelainan kulit ini cepat menyebar dengan pola sentrifugal dimana kelainan di kulit bermula dari bagian tengah (dada) dan menyebar ke sekitarnya dengan beragam kelainan kulit yang timbul. Pada stadium ini anak menjadi mudah gatal dan menggaruk kulitnya sehingga dapat timbul bintil bernanah (pustula) sampai menjadi koreng. Selanjutnya setelah kelainan kulit menyebar merata, kelainan kulit tersebut akan mengering dan menimbulkan bekas yang sifatnya sementara berupa hiperpigmentasi dan kalaupun timbul jaringan parut hanya sedikit sekali.
Penyakit ini sebenarnya dapat sembuh sendiri (self limiting disease) dan dalam waktu 2 minggu dari sejak awal sakit, anak dapat kembali pulih.

Gejala apa yang membedakannya dengan penyakit cacar (variola) ?
Penyakit cacar air gejalanya lebih ringan, demamnyapun tidak terlalu tinggi. Kelainan di kulit pada cacar air hanya mengenai bagian dermis (lapisan kulit), sedang cacar kelainannya mengenai jaringan bawah kulit sehingga dapat menimbulkan bekas yang mencolok. Kendati begitu banyak orang tua menyangka cacar air diderita anaknya sebagai cacar yang menakutkan itu. Bisa jadi orang tua heboh karena melihat kelainan kulit yang beragam dan menyebar itu, padahal penyakit cacar sudah lama enyah dari muka bumi.

Apa juga yang membedakannya dengan penyakit cacar monyet ?
Cacar monyet atau impetigo bullosa adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri di kulit yaitu Staphylococcus aureus. Penyakit ini sering menyerang anak-anak kecil, kelainan kulitnya berupa bercak merah yang berubah cepat menjadi lepuh seperti tersundut api rokok, cairan dari lepuh mengering dan menjadi keropeng. Tempat yang sering terkena adalah sekitar mulut, hidung, leher dan ketiak, dada dan punggung. Kelainan kulit pada cacar monyet hanya pada area tertentu tadi (tersering di sekitar ketiak), beda dengan cacar air yang ada pada hampir seluruh area tubuh.

Benarkah penyakit cacar air ini lebih berat gejalanya kalau terkena pada orang dewasa ?
Memang demikian, anak-anak pada umumnya menderita gejala yang lebih ringan dan nyaris tidak menimbulkan bekas. Sekali terkena, anak itu akan kebal seumur hidup.
Pada orang dewasa yang di masa kecilnya belum terkena penyakit cacar air atau belum divaksin cacar air akan beresiko terkena penyakit ini dan umumnya gejalanya lebih berat dan bekasnya sukar hilang. Selain itu pada wanita yang hamil muda bila terinfeksi virus varisela, maka bayinya dapat menderita kelainan/cacat bawaan (sindrom rubela kongenital), apabila terinfeksi pada akhir kehamilan, maka bayinyapun dapat terkena.

Apa hubungannya antara cacar air dengan herpes zoster ?
Penyakit kulit herpes zozter merupakan reaktivasi dari virus varisela yang telah menginfeksi sebelumnya. Diketahui ternyata virus varisela tidak selalu menimbukan gejala kulit seperti lazimnya disitilahkan sebagai sub klinis. Virus varisela juga masih dapat terus ada dalam tubuh seseorang (berdiam di ganglion saraf) dan akan kembali aktif bila daya tahan tubuh menurun. Penyakit herpes zozter umumnya mengenai anak yang lebih besar atau orang dewasa. Herpes zozter jarang pada anak dibawah usia 12 tahun. Yang khas pada herpes zozter adalah kelainan kulitnya terlokalisir pada daerah tertentu saya yang dipersarafi ganglion tadi (dermatom).

Pada anak yang terkena cacar air berapa lamakah harus beristirahat dan ‘diisolasi’ ?
Anak yang terkena cacar air harus istirahat sejak mulai ada kelainan kulit sampai dengan pecah dan mengeringnya kelainan kulit tersebut secara menyeluruh. Keadaan seperti ini membutuhkan waktu sekitar 1 minggu. Kalau kelainan kulit sudah mengering seluruhnya, maka anak sudah tidak infeksius lagi. Karenanya anak yang terkena cacar air dan kelainan kulitnya masih ’aktif’ praktis harus dijauhi kontak dengan anak yang lain terutama yang belum pernah terkena. Begitu juga wanita hamil tidak boleh kontak dengan penderita cacar air.

Bagaimana pengobatan anak dengan cacar air, apa yang harus dilakukan orang tua ?
Pengobatan cacar air umumnya bersifat simptomatik karena obat anti virus varisela belum ditemukan. Adakalanya dokter memberikan juga anti viral berupa Asiklovir (nama dagangnya Zovirax), terutama untuk varisela yang berat. Keluhan gatal dapat dikurangi dengan pemberian salisil talk, kalau perlu juga dengan obat minum. Bila ada demam, diberikan obat penurun panas. Bercak kulit yang sudah pecah dan ada infeksi sekundernya, diberikan salep atau krim antibiotika, bila disertai demam tinggi diberikan antibiotika minum.Jangan lupa juga selalu menjaga higiene diri dan lingkungan. Anak tetap harus mandi atau paling tidak dilap basah dengan menggunakan air hangat yang dicampur dengan cairan antiseptik (Dettol, Betadine dsb). Pakaian harus selalu bersih, paling tidak 2 kali berganti pakaian. Sarung tempat tidur, bantal atau guling sering diganti. Kasur, bantal, handuk dan pakaian tidak boleh digunakan oleh yang lain untuk menghindari penularan.

Bagaimana pencegahannya agar anak tidak terkena cacar air ?
Pencegahan agar anak tidak terkena cacar air adalah menghindari kontak dengan penderita cacar air yang masih ‘aktif’. Seorang penderita cacar air yang kelainan kulitnya belum mengering masih berpotensi menularkan ke orang sekitarnya. Isolasi penderita cacar air selain untuk memberi kesempatan istirahat, juga untuk menghindari kontak dengan orang lain terutama yang belum pernah terkena.
Selain menghindari kontak dengan penderita, anak dapat dapat tercegah dari penyakit ini dengan diberikan vaksin cacar air, di Indonesia dikenal dengan merek dagang Varilrix. Rekomendasi IDI vaksin ini diberikan mulai usia 10 tahun. Tetapi pada orang tua yang meminta imunisasi lebih awal dapat saja vaksin diberikan setelah usia anak 1 tahun, apalagi belakangan cacar air cukup sering mengenai usia yang lebih muda (lihat gambar diatas !).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar