Jumat, 27 Maret 2009


Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada anak : infeksi yang sering terlupakan !



Eko, 4 tahun, sudah beberapa hari ini agak demam dan tidak mau makan. Belakangan dia mengeluh kalau kencing terasa nyeri. Selain itu sebentar-sebentar dia ingin berkemih dan selalu saja rasanya tidak ‘lampias’. Dia jadi uring-uringan karena bolak-balik ke kamar mandi, belum lagi nyeri dan panas sewaktu dia keluarkan pipisnya. Akibatnya karena dia sudah kesal bolak balik ke kamar mandi, dia jadinya ‘ngompol’ saja di celana. Kamarpun jadi bau pesing yang menyengat. Melihat anaknya seperti itu, segera saja Eko dibawa ke klinik anak terdekat oleh ibunya. Menurut dokter yang memeriksanya, Eko kemungkinan besar mengalami infeksi saluran kemih. Untuk memastikannya urine harus diperiksakan dan juga dikultur atau dibiakkan. Eko sementara meminum obat yang diresepkan dokter, setelah ada hasil kultur dan tes resistensi kuman, obatnya disesuaikan dengan hasil tes tersebut...

Infeksi saluran kemih (selanjutnya disingkat dengan ISK) merupakan penyebab demam yang cukup sering pada anak. Sayangnya pemeriksaan urine jarang dilakukan kecuali kalau disertai dengan gejala khas seperti kasus diatas : ada nyeri waktu kencing dan kencing sedikit sedikit. Bila gejalanya khas seperti itu, kecurigaan pada infeksi saluran kemih langsung terpikirkan. Tapi bila demam saja, adakalanya dilupakan kemungkinan ISK. Padahal pada anak bayi dan anak kecil gejala ISK yang ada sering tidak khas, bisa saja yang ada hanya anak yang demam, rewel dan tidak mau makan.

Apa yang dimaksud dengan ISK ?
Infeksi saluran kemih (Inggris : Urinary Tract Infection) adalah infeksi yang terjadi dalam saluran kemih yang dapat terjadi mulai dari parenkim ginjal sampai kandung kemih/saluran kemih dengan jumlah bakteri di urine yang bermakna. Berdasarkan letak organ yang terkena dibagi menjadi ISK bagian atas : infeksi yang mengenai badan (parenkim) ginjal, biasa disebut sebagai pielonefritis. Sedangkan ISK bagian bawah bila infeksi terjadi pada kandung kemih (vesika urinaria) atau sistitis dan infeksi pada uretra (saluran kencing dalam penis) atau uretritis.

Ada ISK sederhana (simplek) dan ada ISK kompleks, apa bedanya ?
ISK sederhana adalah infeksi saluran kemih tanpa ada kelainan anatomik atau gangguan fungsi saluran kemih. Sedang ISK kompleks adalah infeksi yang disertai dengan kerusakan (lesi) anatomik maupun gangguan fungsi ginjal. Hal tersebut terjadi misalnya pada anak dengan sumbatan muara saluran kencing (uretra), batu saluran ginjal (urolitiasis), refluks vesikoureter dsb. Infeksi saluran kemih pada bayi baru lahir (neonatus) dan sebagian besar kasus pielonefritis akut masuk dalam kelompok ini.

Bagaimana bakteri bisa sampai ke urine ?
Bakteri dalam urine bisa berasal dari infeksi di saluran kemih sendiri atau kontaminasi (cemaran) bakteri yang berasal dari saluran kencing (uretra), vagina, daerah sekitar anus (perineum) atau kuman normal (flora) sekitar uretra. Pada sebagian besar kasus ISK akibat pindah atau migrasinya kuman dari daerah sekitar anus (perineum) melalui uretra (saluran kencing). Kuman yang paling sering adalah kuman Escheria coli yang banyak terdapat dalam tinja. Karena letak anus dan saluran kencing relatif dekat apalagi pada wanita, maka ISK sering terjadi akibat higiene diri yang kurang, misal tidak mencebok dengan bersih sehabis anak BAB.
Pada neonatus infeksi saluran kemih terjadi secara hematogen (melalui darah) akibat infeksi yang berat atau sepsis, Sementara pada anak yang lebih besar infeksi terjadi secara ascending akibat kontaminasi kuman yang ‘naik’ mengenai saluran kencing (uretra), kandung kecing, ureter sampai ke ginjal.

Bagaimana mendiagnosis ISK, apa cukup dengan pemeriksaan urine ?
Pada awalnya anak yang dicurigai ISK dilakukan pemeriksaan urin lengkap, bila hasilnya diketahui ada lekosituria (lekosit di urine > 5 sel per LPB), hematuria (eritrosit > 3 sel per LPB) serta pewarnaan gram kuman positif, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan urin. Batasan ISK menyatakan harus ada jumlah bakteri (kuman) yang bermakna dan ini hanya dapat diketahui dengan melakukan pembiakan (kultur) urine. Dikatakan jumlahnya bermakna jika dtemukan 200.000 koloni atau lebih per ml urine, apabila pengambilan urinenya dengan cara keteterisasi atau urin pancar tengah. Bila pengambilan dengan pungsi supra pubik, maka berapapun jumlah kuman sudah dikatakan bermakna. Jadi pemeriksaan urine tidak cukup dengan pemeriksaan urin rutin, tapi harus dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur (pembiakan) kuman. Sayangnya pemeriksaan kultur tidak bisa dilakukan di setiap laboratorium dan kalaupun ada, hasil kultur membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain pemeriksaan urine, dilakukan juga pemeriksaan darah tepi dimana sering didapati jumlah lekosit yang meningkat (lekositosis), pemeriksaan C Reactive Protein (CRP) dan pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah).
Pada ISK, seorang dokter tidak hanya memfokuskan pada infeksinya saja tapi juga mencari faktor lain yang membuat seorang anak mudah terinfeksi, misal karena ada kelainan bawaan atau gangguan osbtruktif saluran kemih (misal : batu saluran kemih, refluks vesikoureter, ureterokel dsb). Untuk itu adakalanya diperlukan pemeriksaan lain seperti ultrasonografi (USG), BNO/IVP, MSU (miksiosistouretrografi) dsb untuk mengetahui ada tidaknya kelainan tersebut.

Apakah tanda dan gejala ISK pada anak ?
Tanda dan gejala penyakit pada anak tergantung pada umur, pada anak bayi dan anak kecil gejalanya tidak khas, pada anak yang lebih besar sudah lebih terlokalisir.
Pada neonatus gejalanya antara lain : gangguan pertumbuhan, suhu yang tidak stabil, tidak mau makan, irritable (mudah terangsang), muntah, kembung, urine yang berbau menyengat dsb.
Pada anak usia antara 1 bulan sampai kurang dari 1 tahun, gejalanya juga tidak khas antara lain : demam, rewel, mudah terangsang, tampak sakit, nafsu makan berkurang, muntah/diare, kembung dsb. Jangan lupa untuk mencari adanya kelainan bawaan genital seperti phimosis (kulup penis yang rapat/menempel) atau hipospadia (muara saluran kencing tidak di ujung penis, tapi dibawah, diatas atau disamping batang penis).
Pada anak pra sekolah dan anak sekolah, gejalanya lebih terlokalisir pada saluran kemih antara lain : demam, nyeri pinggang, sakit perut bagian bawah, nyeri ketok bagian pinggang, mengedan waktu berkemih, nyeri waktu kencing (disuria), sering kencing (polakisuria), ‘anyang-anyangan’ (urgency) sampai mengompol (enuresis). Nyeri ketok pada pinggang (daerah kostovertebral), sakit pinggang, demam sampai menggigil merupakan gejala ISK bagian atas atau pielonefritis akut. Sementara nyeri sewaktu berkemih (disuria), sering kencing (polakisuria) dan ‘anyang-anyangan’ merupakan gejala khas ISK bagian bawah (sistitis dan uretritis).
Tidak semua gejala harus ada untuk menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih, tapi dari gejala yang ada dapat menjadi petunjuk untuk memikirkan kemungkinan ISK.

Bagaimana prinsip pengobatan ISK ?
Secara umum pengobatan bertujuan memberantas kuman penyebab, mencegah atau menangani komplikasi secara dini dan mencari kelainan yang mendasarinya.
Pada keadaan akut antibiotika diberikan selama 1 minggu (7-10 hari) dimana pemilihan antibiotika dilakukan secara empirik (seperti kotrimoksazol, amoksisilin, ampisilin, sefaleksin dsb) sambil menunggu hasil biakan urine dan tes resistensi kuman. Anak sebelum diberikan antibiotika, diampil sampel urinenya untuk dibiakkan. Setelah ada hasil biakan dan tes resistensi, maka antibiotika disesuaikan dengan hasil tes tersebut. Adakalanya bila ISK disertai kelainan anatomik, maka diperlukan antibiotik profilaksis (pencegahan).
Anak dengan ISK berulang harus dipikirkan kemungkinan adanya kelainan saluran kemih yang menjadi resiko anak mudah terinfeksi. Bila anak ISK diketahui mempunyai kelainan anatomik saluran kemih (ISK kompleks) sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan untuk mengkoreksinya. Pada anak laki-laki misalnya yang sering adalah phimosis, sehingga dilakukan tindakan sunat atau sirkumsisi walau usia anak masih belia.

Apakah anak ISK cukup berobat jalan atau harus dirawat ?
Pasien dengan ISK ada yang cukup dengan berobat jalan tapi ada juga yang harus dirawat. Mereka yang harus dirawat adalah : ISK yang terjadi pada neonatus (bayi kurang 1 bulan), anak dengan gejala yang berat (seperti nyeri hebat, demam tingggi, mual-muntah), ISK bagian atas (pielonefritis) atau ISK dengan komplikasi. Selama perawatan pasien diberikan antibiotika suntikan (spt ampisilin, sefotaksim, gentamisin) selama 7-10 hari dan cairan per infus untuk mengatasi dehidrasi dan koreksi elektrolit. Seperti biasa, antibiotika empirik lebih dulu yang disuntikkan sambil menunggu hasil kultur dan tes resistensi kuman.

Hal-hal apa yang seharusnya orang tua ketahui tentang ISK ini ?

Berikut beberapa hal yang penting yang harus diketahui :

  • Bahwa demam pada anak khususnya pada bayi dan anak kecil harus dipikirkan kemungkinannya infeksi saluran kencing. Gejala ISK yang tidak khas membuat orang tua maupun kalangan dokter tidak menyadari. Bila anak demam sering yang diperiksakan hanya darah saja dan acapkali melupakan pemeriksaan urine.
  • Pada kasus anak dengan demam yang lama dokter selalu mencari kemungkinan adanya ISK disamping mencari kemungkinan lain.
  • Pengobatan dengan antibiotika idealnya dengan mengetahui jenis kuman penyebab infeksinya melalui kultur (biakan) urine dan hasil tes resistensinya. Kendalanya hasil kultur (biakan) urine membutuhkan waktu, sehingga dokter memberikan obat antibiotika secara empiris lebih dulu dengan melihat pola kuman yang tersering selama ini.
  • Anak dengan ISK berulang kemungkinan besar ada faktor yang mempermudah atau membuat anak rentan terinfeksi saluran kemihnya. Hal itu antara lain adanya kelainan anatomik bawaan saluran kemih, gangguan fungsi seperti refluks vesiko-ureter dan keadaan yang membuat obtruksi saluran kemih.
  • Mengenali dan menangani secara dini adanya kelainan/gangguan saluran kemih mencegah ginjal mengalami kerusakan yang berat seperti gagal ginjal.
  • Orang tua mendidik anak untuk tidak menahan kencing dan selalu minum yang cukup. Selain itu higiene diri anak harus diperhatikan, misal kebesihan sekitar perineum harus dijaga dengan membersihkan anak sehabis BAB dengan benar.

1 komentar:

  1. Dokter,anak sya perempuan usia 1 th sering ISK berulang, ada riwayat fistel rectoperineum, tp blm dikoreksi, dan dari gejala klinis sudah membaik, jd blm dilakukan Colon in loop ulang.apakah ISK anak sya Krn fistel ini atau mgkn sebab lain dok? mengingat sudah tidak ada gejala klinis fistel ya.

    BalasHapus